Suatu hari, di kos...

Aku menuang pelembut pakaian ke mesin cuci yang telah terisi air. Mengaduk air tersebut dengan tangan, agar bercampur. Lalu memasukkan beberapa lembar baju yang telah dicuci tadi. Dari jauh, aku melihat ak-chan melambaikan tangan.

"masih lama ga nyucinya?" tanya ak-chan, penghuni sebelah kamarku.

Aku menggeleng. "tinggal ngeringin kok. Mau nyuci ya?"

"iyaaa.. cuciannya numpuk" ujarnya dengan sedikit teriak, "habis kamu, aku yang pake ya mesin cucinya.."

"a-ano ak-chan... tapi airnya ga ngalir.." aku memberitahunya dengan tidak tega. Mencoba memastikan, aku membuka kran yang mengalir ke mesin cuci. Tidak ada air yang keluar setetes pun.

"ha? masaa?" kali ini ak-chan benar-benar teriak, kaget. Dia buru-buru memastikan. Dibukanya kran yang biasa digunakan untuk wudhu. "yaaaaah airnya ga ngalir.. pokoknya kalo airnya ngalir, aku yang pake mesin cucinya.. aku yang pake mesin cucinya" ak-chan mengulangi ucapannya. Berharap teman-teman satu kos dengar.


Beberapa jam kemudian..

Terdengar suara air mengisi mesin cuci. Oh, airnya udah ngalir. Aku membereskan tempat tidur dari setumpukkan kertas dan buku. Kemudian mengambil posisi nyaman untuk tiduran. Tidak lupa mengarahkan kipas angin ke bagian kaki. Tiba-tiba.... pet!

Eh? Kipas angin mati. Suara mesin cuci tidak terdengar. Mati listrik?
"yah yah... listriknya matii" teriak ak-chan kesal. Terdengar dia ngomel-ngomel tidak karuan di belakang. Yah mau bagaimana lagi, daerah kos ini sering banget mati listrik.

"ak-chan.. ak-chan.." aku memanggilnya dari luar kamar. Tidur atau pergi yak?

"ak-chan pergi mba.." tiba-tiba an-chan, penghuni depan kamarku, memberitahu. "dia minggat ke kota sebelah mba, gara-gara disini mati listrik terus, bingung ngerjain tugas katanya"

Benar juga ya.. Akhir-akhir ini krisis air. Ditambah lagi seringnya mati listrik. Rasanya ingin minggat juga.