Kamis sore....

Nanti main ya, gantiin fdp-chan..

Aku yang baru bangun tidur, masih setengah sadar, mencoba membaca sms tersebut dengan teliti. Mengira as-kun salah kirim sms.

Hah? main? fdp-chan kenapa emang?

Dengan cepat, sms berikutnya datang. Dia sakit. Nanti di gor jam tengah 7, oke?

Aku bingung harus menanggapi apa. Akhirnya, yaudah aku mau main..

Bulan ini, kampusku mengadakan pekan olahraga. Acara ini merupakan acara tahunan. Kebetulan angkatanku baru ikut tahun ini. Sepak bola, futsal, bulutangkis, voli, catur, basket. Semua olahraga dikhususkan untuk laki-laki. Berhubung kampus teknik, jumlah perempuan hanya sedikit. Perempuan hanya kebagian futsal dan bulutangkis bagian ganda campuran.

Aduh beban nih. Mengingat ganda campuran yang diwakilin as-kun dan fdp-chan menang pada pertandingan sebelumnya. Aku mencari nomor kamu di contact hape. Dan langsung menelponmu.

"yaa?" jawabmu diujung sana.

"aku disuruh main ganda campuran..." ceritaku dengan tidak yakin, "tadi as-kun sms, ada pertandingan jam tengah 7.."

"yakin mau main?"

Aku terdiam. Permainan bulutangkisku tidak sebagus itu. Pergerakan tubuhku juga tidak seluwes fdp-chan. "iyaah.." jawabku lirih, masih tidak yakin.

"yaudah, nanti aku anter ke sana"

Aku menutup telpon. Bangun dari tidurku. Menarik semua nyawa. Lalu berdiri, menggerakkan badan. Mengayunkan tangan ke sana kemari membayangkan tangan menggenggam sebuah raket. Dengan kaki ikut ke depan belakang, seperti mengejar kok.

Sebuah sms mengagetkanku. Cepat siap-siap, aku jemput sekarang..

Aku kelabakan. Apa yang harus disiapkan?


Sepatu, celana pendek, minum, sapu tangan. Yosh, semua sudah lengkap. Semua sudah masuk dengan rapi ke dalam tas. Aku merasa deg-degan. Tidak Pede.

Kamu kemudian datang menjemputku. Mengabsen barang-barang yang perlu aku bawa. Aku mengangguk memberi tanda semua barang sudah masuk. Kami berangkat ke gor. Jeda lampu merah yang banyak membuat kami membuang waktu. Kami sampai di sana mepet dengan waktu pertandingan.

"pertandingannya diundur jadi tengah 8" as-kun menghampiri kami dan memberitahu.

Aku memandangmu sambil menghela napas. Tahu gitu tadi ga usah buru-buru.

Di gor itu ada 4 lapangan bulutangkis, yang semuanya dipakai. Ada yang sekedar latihan, ada yang bertanding. Mahasiswa dari berbagai prodi dan berbagai angkatan datang mendukung perwakilan mereka. Melihat permainan mereka membuatku semakin minder. Bisa ga ya?

"main ya? semangat yaak.." ss-kun memberi semangat. Aku mengangguk. Bisa dibilang, ss-kun seperti pelatih bagiku. Seminggu sebelumnya, ss-kun yang mengajariku lari ke depan-belakang kanan-kiri untuk mengejar kok. Mengajariku memainkan kok di net. Mengajari strategi. Meski lama untuk aku dapat terbiasa, untuk dapat mengerti, ss-kun tidak pernah marah. Cara penyampaian ss-kun yang halus, tidak menyalahkan, mungkin itu yang membuatku nyaman diajari dia. "ayo latihan" ajaknya.

Aku berlari mengikutinya. Terdengar suaramu memanggilku dengan nada sedikit tinggi. Aku menoleh. "pemanasan dulu!"

"pemanasannya gimana?"

Kamu memanduku untuk melakukan pemanasan. Membantuku meregangkan tangan. Ucapan dsh-kun sebelum kami berangkat ke gor, membuatmu benar-benar menjagaku. Jangan lupa kondisiin dia, jangan sampai kayak fdp-chan. Pemanasan dulu, makan dulu. Semangat yak! Tapi dari awal kamu memang menjagaku, iyakan?

Latihan yang diberikan ss-kun dan aw-kun lebih ke bagaimana cara memainkan net, gerak refleks ketika kok ke depan. Ya mungkin hanya semacam itu. Tapi aku butuh waktu lama untuk terbiasa.

Setelah capai latihan berulang kali, aku memilih duduk di dekatmu menunggu pertandingan. Aku mengecek hape berkali-kali. Menunggu sms.

"ada apa?" tanyamu.

"aku tadi sms i-chan, suruh kesini, ngasih tahu kalo aku main" ceritaku.

"dia mau datang?" kamu bertanya, ragu.

Aku mengangkat bahu, "katanya kalo ada teman nanti ke sini. Pengen i-chan di sini"

"kenapa memang?"

"aku pengen i-chan di sini, ngeliat aku tanding" aku memasang wajah berharap.

"yaudah tunggu aja.." kamu mengelus kepalaku.

Akhirnya waktu pertandingan tiba. Kembali rasa minder menghantui. Deg-degan membuat tanganku dingin. Rasanya menjadi tidak yakin ketika memegang raket.

"ayo.." ajak as-kun, "udah rileks aja.."

Aku mengangguk. Berusaha rileks. Tapi wajahku tidak bisa dibohongi.

"udaah tenang aja.. rileks.. anggap aja ini latian" ss-kun berusaha menenangkan.

Pertandingan dimulai. Aku merasa tidak siap. Ini pertandingan, ini pertandingan loh! Aku berusaha mengembalikan setiap bola. Terkadang tidak kena, tidak sampai lewat net. Hal itu membuatku panik. Padahal as-kun sudah berusaha smash bola. Walau kadang terlalu keras.

Setelah kalah di set pertama, kami berusaha mencuri set kedua. Aku mulai terbiasa dengan permainan lawan. Tapi perbedaan angka semakin besar. Pada akhirnya kami harus menerima kata kalah.

Sepertinya terbaca dengan jelas di wajahku, kekecewaan yang besar. Kamu, ss-kun dan juga as-kun menyemangatiku. Gapapa kok gapapa. Kata-kata seperti itu.

"permainanmu lebih baik dari kemarin pas latihan kok" kamu menghiburku. Aku tersenyum, meski rasa kecewa itu tetap ada. Kecewa pada diri sendiri.

Pertandingan berikutnya, single putra dan ganda putra. Sama seperti ganda campuran, angkatan kami harus menerima kekalahan. Pertandingan yang terus-menerus membuat fisik anak laki-laki di angkatanku kelelahan.

"tenang masih ada basket dan futsal!" terdengar suara semangat yang entah darimana.

Jam menunjukkan pukul 22.00. Satu per satu dari kami pamit pulang. Hingga pertandingan selesai, aku tidak melihat i-chan. Padahal aku berharap dia datang.