Tuesday, 4 June 2013
Suatu siang..
Aku duduk di baris ke tiga dari depan. Sebelah kiriku, duduk i-chan yang sedang serius mendengarkan kuliah. Sedang fs-chan yang duduk di kananku, sedang sibuk mencatat slide yang diterangkan oleh TC-sensei. Dan aku sendiri, menggigit ujung pulpen sambil mendengar TC-sensei menjelaskan mata kuliah SPPK.
Seperti biasa, TC-sensei mengajar kuliah dengan diselingi candaan. Dan ss-kun yang selalu jadi bahan candaan beliau. Selesai menjelaskan beberapa slide, TC-sensei memandang kami, berharap kami paham dengan yang dijelaskan beliau.
"sae..?" ucap TC-sensei dalam bahasa Jawa, tiba-tiba. Sebagian dari kami yang dari Jawa menjawab 'sae'. "sae nggeh.. gotong" TC-sensei menambahkan.
Ruang kelas seketika tertawa. I-chan yang duduk disebelahku ikut tertawa. Aku yang tidak paham hanya terdiam.
"maksudnya apa?" tanyaku pada I-chan.
I-chan yang masih tertawa, berhenti sejenak untuk menjelaskan. "itu loh, kalau orang meninggal, biasanya sebelum dibawa untuk dikubur, ditanyain dulu sifat-sifatnya. Baik engga? Kalau baik, yaudah digotong, dibawa ke kubur"
Bibirku membentuk huruf O. Kemudian aku tertawa kecil. Ketinggalan.
Kelas kembali sepi. Mendengarkan TC-sensei bercerita. Ya, cerita. Tentang masa lalu TC-sensei. Bukan tentang SPPK.
"makanya saya tuh kadang 'ngejek' biar pada tahan banting, contoh saja ini" TC-sensei menunjuk kakak angkatan yang badannya agak besar, yang sering jadi bahan candaan TC-sensei, "kalau ini udah tahan mau diapa-apain aja"
Kembali, ruang kelas tertawa. Dan TC-sensei kembali melanjutkan ceritanya. Dan kami semua menyimak.
"dulu waktu saya kecil, saya itu penakutnya bukan main. Nah, pas SMA sudah mulai berani. Tiap ada tetangga yang meninggal, saya itu ikut menguburkan jenasahnya. Itu nunggu di lubang. Ya kayak gitu" kenang TC-sensei.
"Waktu itu saya nganterin jenasah om saya ke rumahnya. Om saya itu meninggal kecelakaan. Nganterinnya pakai mobil ambulans, saya sendirian jaga jenasahnya di belakang. Takutkan ya? Siapa tahu jenasahnya bangun gitu" TC-sensei memberi jeda, saat mendengar kami semua tertawa.
"Om bapak kerjanya apa?" tanya SS-kun, kepo.
"Om saya itu kerja di kepolisian" TC-sensei mejawab dan melanjutkan ceritanya, "Dulu makam om saya itu di jaga 7 hari 7 malam. Orang dulu kan percaya kalau tali pocong...."
BRAK. Pintu ruang kelas yang tadinya tertutup rapat, tiba-tiba terbuka. Seakan ada yang mendorong. Kami semua yang ada di dalam kelas terdiam. Memandang pintu yang kini terbuka lebar. Ada rasa takut.
Ruang kelas yang kami pakai terletak dilantai 2. Di depan ruang kelas ada beberapa jendela yang meski dibuka tidak ada angin yang lewat. Pintu ruang kelas saat itu ditutup rapat. Untuk membukanya, tentunya dengan menggunakan gagang pintu.
"waah.." TC-sensei mulai berbicara kembali. Mencairkan suasana yang mendadak horor. TC-sensei mendekati pintu, dan menutupnya. "hahaha wajahnya pucat" TC-sensei menunjuk htf-chan yang kebetulan duduk dekat dengan pintu.
"sudah sudah, kita kembali ke SPPK saja.." TC-sensei kembali melanjutkan menerangkan kuliah hari itu.
- Author name:
- tekukankertas
- Publish date:
- 08:00:00
- Discussion:
- No comments
- Categories:
- daily
0 comments:
Post a Comment