Kotak pos belum diisi
Mari kita isi dengan isi-isian
Mba Uut minta huruf apa?

Yang Terakhir

Sore hari,
Seperti biasa, tanah kosong seluas setengah lapangan bola itu dipenuhi anak-anak kampung. Sekitar pukul 4 sore, mereka datang berkumpul seakan ada lonceng tambahan pelajaran. Setelah menyelesaikan tidur siang, para orang tua membiarkan anak mereka berlari menemui kehidupan sosial mereka. Meski terkadang ada juga yang lebih memilih untuk mandi dan duduk manis di depan televisi, atau hanya duduk dipinggir lapangan melihat temannya berlari dan menikmati hembusan angin.

Hari ini sekitar 20 anak berkumpul. Lebih banyak dari biasanya, mengingat besok adalah hari Minggu. Usia mereka tidak cukup jauh. Berkisar 7 hingga 12 tahun. Hal pertama yang mereka lakukan adalah menentukan permainan. Permainan apa yang dapat dimainkan dengan jumlah peserta mencapai 20 orang.

"Kasti" seru anak laki-laki berkaos hitam dengan angka 11 besar dipunggungnya dan celana pendek kotak-kotak.

"Bola!" seru anak laki-laki berbadan besar, dengan kaos ketat tanpa lengan dan celana olahraga. Dipantulkannya bola putih yang dibawanya ke tanah.

"Kucing dan an..." sebelum menyelesaikan kalimatnya, semua anak menggoyangkan tangan mereka ke arahnya. Tidak mau.

"Polisi-polisian?" seorang anak perempuan, mengenakan daster selutut bergambar snoopy, memberi ide dengan ragu-ragu.

Beberapa anak mengeluarkan pendapat. Kesepakatan masih jauh. Beberapa anak perempuan menolak untuk bermain lari-lari. Mereka lebih memilih bermain lompat tali atau pun masak-masakan. Akhirnya tersisa 14 anak.

"Kotak pos gimana?"


Mereka saling pandang, dan mengangguk bersamaan. Permainan pun dipilih. Kotak pos. Semua anak mengepalkan salah satu tangan mereka dan menyodorkannya ke tengah. Satu anak dipilih untuk bertugas mengacak. Tangannya yang tidak dikepalkan, dibuka lebar dan ditaruh diatas setiap tangan anak lain yang dikepalkan. Kemudian berkeliling sesuai lagu dari kotak pos. Dan berhenti disalah satu tangan ketika lagu bagian awal selesai. Anak yang bertugas mengacak tadi menanyai anak yang beruntung itu. "mau huruf apa?", "singkatan dari apa?". Biasanya diawal permainan ditentukan terlebih dahulu temanya, misal buah-buahan. Setelah itu berkeliling lagi untuk menentukan siapa yang mendapat huruf yang disebutkan oleh anak yang beruntung tadi. Yang tidak kebagian huruf akan menjadi setannya dan mengejar anak-anak lain dengan menyebutkan huruf mereka.

"Ayo mulaii" teriak anak yang mengenakan kaos hitam, dan terpilih jadi pengacak.

"Kotak pos belum diisi mari kita isi dengan isi-isian, mba Uut minta huruf apa?"

Anak yang pertama yang beruntung adalah anak berdaster snoopy. Dia mulai berpikir meminta huruf. "J, dari jagung"

"Mba Snoopy minta huruf J, lama-lama menjadi jaguung"

Anak yang membawa bola berhasil mendapatkan huruf J. Dia keluar lingkaran dan menunggu hingga semua anak mendapatkan huruf.

Beberapa menit kemudian, akhirnya anak yang bertugas mengacak menjadi setannya. Dia tidak kebagian huruf. Dan mulai mengincar teman-temannya. Karena dia tadi menjadi pengacak, dia hapal sebagian huruf dari teman-temannya. Dengan gampang dia menangkap 10 anak tanpa salah menebak huruf.

"Ah sial, ketangkep. Tapi untung jadi yang terakhir" kata anak yang berhasil ditangkap. Anak laki-laki berkaos hitam tertawa gembira.

"Tinggal satu lagi" ucapnya bersemangat.

Semua memandangnya. "Satu lagi? Dia kan yang terakhir"

"Eh?" anak berkaos hitam kebingungan, "Bukannya masih ada?"

"Siapa?"

"Anak perempuan berkaos putih, rok putih, kuncir dua. Sembunyi dimana dia?"

"Tidak ada anak seperti itu"

Anak berkaos hitam mulai merasa aneh. Dia mulai menghitung anak-anak yang ikut bermain kotak pos. Tiga belas anak. "Bukannya kita tadi ada 14 ya?"

"Dari tadi kita bertiga belas kok"

Semua mengangguk mengiyakan.

"Yang ngasih usul main kotak pos kan dia"

Lagi-lagi mereka saling pandang.

"Memangnya ada anak yang seperti itu?"

"Aku kira itu tadi idemu"

"Yang tadi terakhir sama aku nentuin setannya!"

"Yang terakhir tadi kan aku" ujar anak laki-laki berkaos mickey mouse dan kacamata bulat, "dan yang paling pertama ketangkep"

"Bukaan, ada lagi setelah kamu"

Semua menggeleng.

"Dia terakhir!" semua berteriak.

"Memang tadi dia minta huruf apa?"

"Dia minta huruf G"


Mbak Uut minta huruf G
Lama-lama menjadi 'gaib'