Friday, 29 August 2014

Judul Asli : MAGI
Volume : 8
Pengarang : Shinobu Ohtaka, 2009
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun : 2014
Tipe : Komik
Harga : Rp 18500

Sinopsis
Kassim dan Alibaba, bagaimana akhir pertarungan sahabat yang menyedihkan ini? Klimaks dari jilid Barbad yang mengharukan!! Lalu, petualangan memasuki babak baru!! Jangan sampai melewatkan kisah komik peraih Shogakukan Manga Award tahun 2014 ini!

---

Cerita
Kassim yang tubuhnya bersatu dengan jin berubah menjadi monster berwarna hitam. Lalu menyerang Barbad. Tujuan utama serangannya adalah Raja Barbad, Ahmad Saluja!

Meski pedang Amon milik Alibaba berhasil memotong bagian tubuh monster Kassim, dalam sekejap bagian itu tumbuh kembali. Tidak hanya itu, dia semakin membesar. Ini berkat suplai rukh hitam. Kebencian manusia.

Friday, 22 August 2014

Judul Asli : Hanayamata
Volume : 1
Pengarang : Sou Hamayumiba, 2011
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun : 2014
Tipe : Komik
Harga : Rp 18500

Sinopsis
Naru, si gadis pemalu yang biasa-biasa saja selalu mengidolakan kehidupan yang berkilau seperti dalam dongeng. Seorang peri dari Amerika memberinya jalan untuk itu : mari menari yosakoi bersama-sama.

---

Cerita
Saat itu, dia yang menari di bawah bulan terlihat sangat cantik. Dengan rambut pirangnya yang tergerai di langit malam dan mata biru yang transparan, tak ubahnya seperti peri.

Naru Sekiya. Gadis 14 tahun yang biasa. Terlalu biasa. Suka dengan cerita dongeng seperti Alice in Wonderland. Berbeda dengan temannya, Yaya Shashame, yang bisa dibilang sempurna. Yaya ingin sekali jadi personil band, untuk itu dia dan beberapa temannya mengikuti audisi. "Menurutku lebih menyenangkan jika kita melakukan hal yang kita inginkan" kata Yaya pada Naru. Kata-kata Yaya terngiang dipikiran Naru.

Saat latihan pedang, ayahnya menyuruh Naru mengantar barang ke rumah Tuan Nishikado. Di jalan Naru bertemu dengan seseorang, yang sedang menari di atap, yang tanpa sengaja disebutnya 'peri'. Gadis dengan rambut pirang itu terkejut dan lari. Tanpa sadar Naru mengejar 'peri' tersebut.

Tuesday, 12 August 2014

"Kita.. bubaran aja ya" ucapku. Ada sedikit jeda diantara kalimat tersebut yang membuatku tidak yakin dengan keputusanku sendiri.

Aku melihat ekspresi wajahnya yang datar. Mungkin dia sudah memperkirakan hal ini. Dia menunduk, menyembunyikan wajah. Terdengar tarikan napas sedih.

"Yaudah..." katanya dengan suara sedikit serak. "Dasar bodoh! Jeleeeek!! Bauu!!"


AmnesiA


Aku berdiri di depannya. Lokasi kami sedang berada di halaman parkir sebuah mall. Pikiranku kusut. Aku harus mengatakan hal itu. Ya harus! Harus hari ini. Meski aku tahu aku tidak akan tega mengatakannya. Tapi aku sudah menunda mengatakannya sejak sebulan lalu. Aku tidak yakin alasan ini akan diterima olehnya.

Aku melihatnya. Wajahnya itu yang selalu membuat niatku untuk mengatakannya gagal. Sekarang pun begitu. Niatku sudah turun 80 persen dan aku harus menaikkannya kembali. Dan itu tentunya tidak mudah.

"Ayo pulang" ajaknya sambil menarik tanganku.

"Tunggu.." kataku sambil berhenti berjalan. Aku merasa seperti sedang bermain di FTV. Dia menoleh melihatku. "Ada hal yang ingin aku katakan.."

Dia kebingungan. "Apa? Ngomongnya pas udah sampe rumah ajaa" pintanya seperti biasa. Wajahnya terlalu polos untuk kalimat kejam yang akan aku katakan.

Tapi... aku harus bisa mengatakannya!

Friday, 8 August 2014

Judul : Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Penulis : Eka Kurniawan
Editor : Mirna Yulistianti
Tahun : 2014
Cetakan : 1, Mei 2014
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Sinopsis
Di puncak rezim yang penuh kekerasan, kisah ini bermula dari satu peristiwa: dua orang polisi memerkosa seorang perempuan gila, dan dua bocah melihatnya melalui lubang di jendela. Dan seekor burung memutuskan untuk tidur panjang. Di tengah kehidupan yang keras dan brutal, si burung tidur merupakan alegori tentang kehidupan yang tenang dan damai, meskipun semua orang berusaha membangunkannya.

---

Cerita
Ajo Kawir, seorang pemuda yang belum berumur 20 tahun harus menahan beban karena dia tidak bisa ereksi. Sudah berbagai cara dilakukannya, tapi 'si burung' ini tetap tidur terlelap. Mulai dari mengoleskan cabai rawit (Ajo Kawir mengambil cabai yang paling gemuk dan segar), sengaja membiarkan 'si burung' disengat tiga ekor lebah (Ajo Kawir meminta lebah dari petani madu), sampai diajak ke tempat prostitusi oleh Iwan Angsa, ayah Si Tokek (sahabat baik Ajo Kawir).