Judul : Corat-Coret di Toilet
Penulis : Eka Kurniawan
Tahun : 2014
Cetakan : 1, April 2014
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Type : Kumcer (Kumpulan Cerpen)

Sinopsis
"Aku tak percaya bapak-bapak anggota dewan, aku lebih percaya kepada dinding toilet"

---

Cerita
Peter Pan
Cerita ini mengenai seorang yang dijuluki dengan 'Peter Pan'. Sebelumnya dia merupakan pencuri spesialis buku perpustakaan. Tapi dirinya tak kunjung ditangkap oleh polisi. Hal ini membuatnya gusar dan akhirnya memutuskan untuk perang melawan pemerintah. Dengan orang yang berhasil direkrtutnya, mereka berdemonstrasi di depan perpustakaan. Meneriakkan yel-yel, bernyanyi, dan membacakan tuntutan mereka. Berikan perlakuan yang lebih manusiawi terhadap buku-buku. Demonstrasi berakhir tragis. Mereka mendapat cibiran dari mahasiswa lain, dan Peter Pan harus rela karena pasukannya pergi meninggalkannya. Berhasilkah Peter Pan melawan pemerintah dengan ide 'konyol'-nya tersebut?

"Tuan penyair, aku membenci puisi-puisimu. Ia begitu menusuk dan melukai hatiku. Hentikanlah membacanya dan terutama menulisnya"


Dongeng Sebelum Bercinta
Alamanda menikah dengan sepupunya sendiri. Dan ini adalah malam pertamanya. "Kita akan bercinta begitu dongengnya selesai". Mulailah Alamanda menceritakan dongeng tentang Alice's Adventures in Wonderland. Dengan penuh perhatian sang suami mendengarnya. Belum selesai dongeng itu, Alamanda minta ijin untuk tidur karena capek bercerita. Setiap malam ketika sang suami meminta 'apa yang seharusnya ia dapat dari sang istri', Alamanda beralasan karena cerita tentang Alice belum selesai. Dan Alamanda melanjutkan cerita tersebut meski ia tahu sang suami telah tidur mendengkur. Sampai kapan cerita Alice tersebut akan berakhir?

"Sayang, aku sudah melamar kepada ayahmu" | "Begitu? Kapan kau akan menikah dengan ayahku?"



Corat-Coret di Toilet
Dinding di toilet itu baru saja di cat.
Seorang anak punk menorehkan spidolnya di dinding tersebut. "Reformasi gagal total, Kawan! Mari tuntaskan revolusi demokratik!"
Seorang mahasiswa, dengan sebuah pena, membalas tulisan di dinding tersebut. "Jangan memprovokasi!...."
Seorang gadis tomboy, yang hanya menemukan lipstik di tasnya, menjawab tulisan itu.
Seorang anak dengan penanya mencoret dinding tersebut. Merayu si gadis tomboy.
Seorang gadis hedonis menjawab rayuan si perayu dengan memberinya tempat dan jam bertemu.
Dinding itu yang kotor itu kembali di cat seperti semula agar penggunanya merasa nyaman. Namun tak berapa lama tulisan-tulisan seperti sebelumnya kembali tertampang di dinding.

"Hey, Kawan, aku memang PKI : Penggemar Komik Indonesia. Kau mau apa, heh?"


Teman Kencan
Anak Manis, seorang laki-laki yang tengah menyendiri, bermaksud mencari teman kencan di malam Minggunya. Kemudian ia teringat Nurul, gadis yang pernah ditemuinya. Dengan menggunakan telepon umum, ia menelpon gadis tersebut. Tapi ternyata gadis tersebut telah dipesan oleh orang bernama Rudi!
Untungnya dia tidak hanya punya Nurul, masih ada Sophia. Tapi suara yang keluar saat dia menelpon Sophia hanya "Nomor yang ada tuju...."
Akhirnya dia menelpon Ayu, kekasihnya yang dulu pernah minggat darinya. Ia mendapat alamat baru Ayu dan pergi mengunjunginya. Dia berharap dapat kembali pada Ayu. Tapi siapa sangka ternyata Ayu tengah hamil!

"Mbak Nurulnya pergi sama mas Rudi. Mau pesan?" | "Yeah. Bakso satu porsi, tanpa mie, dan es teh!"

"Maaf, aku lupa wajahmu sejelek topeng"


Rayuan Dusta untuk Marietje
Bercerita tentang seorang prajurit bayaran yang datang ke Batavia. Dengan sedikit membual, ia mengaku bekerja sebagai tukang pukul di Belanda dan komandannya langsung menempatkannya di benteng kecil di Ancol. Semua tercukupi, kecuali satu. Ia belum punya pacar! Ia punya kriteria yang tinggi. Bule, rambut pirang, hidung mancung, dan mata biru. Tentu saja di Hindia-Belanda tidak ada yang seperti itu. Ah tapi dia ternyata memiliki kekasih di Belanda, Marietje namanya. Ingin sekali ia mengajak Marietje ke Hindia Belanda. Tapi Marietje harus menempuh perjalanan jauh yang berat itu -bahkan ia sendiri sampai mabuk laut. Berhasilkah ia merayu Marietje untuk datang ke Hindia Belanda?

Oh Tuhan, kenapa orang-orang bule hanya ada di Eropa saja?


Cerita lain dalam buku : Hikayat Si Orang Gila; Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam; Siapa Kirim Aku Bunga?; Tertangkapnya Si Bandit Kecil Pencuri Roti; Kisah dari Seorang Kawan; Dewi Amor; Kandang Babi.



Yap, ini buku Eka Kurniawan kedua yang aku baca. Lebih ringan dari bukunya yang Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Mungkin karena ini cerpen kali yah. Suka banget dengan cara penyampaiannya. Yang terkesan serius, tapi ada unsur lucunya. Ya, beberapa cerpennya lucu. Aku jadi ingin baca semua buku karya mas Eka aaaaa >.<

Yosh... jangan lupa beli bukunya, hargai penulisnya :)