Malam itu..
Aku berjalan dari gerbang depan memasuki kos. Kos yang kutempati berbentuk rumah dengan 12 kamar di dalamnya. Aku merogoh saku celana, mengambil kunci. Setiap anak dikos membawa 2 kunci, kunci pintu depan dan kunci kamarnya sendiri.
Dengan menenteng sepatu, aku melewati lorong kamar. Menaruh sepatu dirak depan kamar, lalu membuka pintu. Melihat kasur membuatku segera menghempaskan badan.
'sepi..' aku mulai berbicara sendiri. Menutup wajah dengan bantal. Berharap semua beban dikepala berpindah tempat.
Aku bangkit. Menata kasur agar dapat kupakai tidur. Setelah memakai piyama, aku kembali menghempaskan badan ke kasur. Dan otak mulai melakukan 'scanning' harian. Mengingat-ingat kejadian hari ini dan yang lampau.
Begitu sepinya, terdengar suara gaduh dari langit-langit. Tikus-tikus penghuni langi-langit mulai ribut. Aku menghela napas. 'kalo sepi begini, suara tikusnya keras banget. Aaah coba aja tadi dia ga balik ke kosnya'.
Aku memandang langit-langit. Mencoba memantulkan bayangan diri.
'sepi....'
'tentu saja. inikan liburan'
'aaahh coba tadi dia ga usah balik ke kos'
'kenapa emang?'
'kan aku jadi ada temannya..'
'ga enakkan sendiri?'
'siapa juga yang bilang enak?'
'kamu tau kenapa dia balik ke kos?'
'iyah tau..'
'kenapa coba?'
'hmm kalaupun dia nginep disini, pasti aku tinggalin. soalnya aku nungguin pacar'
'nah itu kamu sendiri tahu jawabannya.. jadi ga usah ngeluh'
'tapi..'
'dia dikamarmu sendirian, nungguin kamu yang lagi pacaran. apa itu tidak jahat?'
'iyah itu terdengar jahaat...'
Kemudian aku terlelap.
0 comments:
Post a Comment