Friday, 22 March 2013


Tukang Pecel
Dirumah ibu..
ibu : cepet selesaikan kuliahmu, trus kerja
kakak : iya bu..
ibu : mau kerja apa?
kakak : aku mau buka warung nasi pecel
ibu : kenapa?
kakak : lah disana (kota tempat kuliah) ga ada yang jual nasi pecel!

Nginep Gratis
Ketika menunggu traffic light..
kakak : aku mau ambil S2 ah nanti kalo udah lulus
aku : mo ambil apa?
kakak : bagian bisnis pokoknya
aku : he? kenapa? kan beda ama S1-nya..
kakak : biar bisa nginep gratis disitu (sambil nunjuk hotel aston yang baru jadi)

Tuesday, 19 March 2013


Pelajaran terakhir selesai. Aku merapikan mejaku, memasukkan buku-buku yang kugunakan selama pelajaran. Kemudian duduk tenang mendengarkan suara guru.

"eh ketempatku yuk habis ini.." ajak teman yang duduk di belakang bangkuku.

Aku menoleh. "langsungan?"

Dia mengangguk. "kalo pulang dulu kelamaan, lagian deket sini kok"

Aku menggaruk kepalaku. Aku tidak terbiasa main sehabis pulang sekolah.

"ayolaah.. bentar aja deh" pintanya.

Aku mengangguk, "iya deh.."

-Untitled-

Rumahnya tidak begitu jauh dari sekolah. Hanya saja jalan yang dilalui tidak standar. Itu sebuah jalan setapak yang jarang dilewati orang. Semak belukar yang tidak terurus terkadang menghalangi jalan. Pohon-pohon jati berumur ratusan tahun menambah nuansa seram.

"tidak ada jalan lain?" aku membuka percakapan.

Kulihat dia berpikir sesaat. "ada, tapi jauh. Ini jalan pintas yang dibuat oleh kakakku"

Aku mengangguk-angguk. "kamu tidak takut lewat sini?"

Dia melihatku kebingungan, "takut? kan masih siang..."

"iya juga sih.." aku merasa sedikit malu. Tapi tempat ini membuatku tidak nyaman.

"ah itu rumahku.."

Kami keluar dari jalan yang tidak standar itu. Ada sebuah pemukiman yang normal. Aku sudah berpikir yang aneh-aneh. Jalan pemukiman itu pun sudah beraspal. Beberapa orang lewat dan menyapa temanku.

"nah ini rumahku. Maaf ya jelek.." dia membuka pintu gerbang.

Rumahnya bisa dibilang besar. Pekarangannya luas dan bersih. Rumput-rumput yang memenuhi kebun samping dipotong dengan rapi. Bangku taman yang terbuat dari besi dibiarkan berkarat. Berbanding terbalik dengan keadaan sekitar yang sering dirawat.

Dua tahun lalu, dia masuk sebagai murid pindahan di sekolahku. Dari cerita yang kudengar, dia cuma tinggal berdua dengan kakak laki-lakinya yang pengangguran. Sedangkan orang tuanya telah lama meninggal. Aku sendiri tidak pernah bertanya soal itu.

Friday, 15 March 2013


Suatu pagi....

Aku mengelilingi dapur dan ruang makan mencari makanan. Saat itu aku rasanya seperti zombie kelaparan. Tapi tidak ada apa-apa disana. Diatas meja makan pun hanya ada mangkok berisi sambal terasi tadi malam. Haahh inikan udah jam 10, kenapa ga ada sarapaan?

"mbok, ada jajan?" aku memasang wajah melas. Kulihat si mbok geleng-geleng sambil terus melanjutkan masak.

"bentar, sopnya belum matang" si mbok menambahkan.

Haahh.. Aku berjalan mendekati kulkas. "dikulkas ada apa yak? Halah kosong jugaa.."

Didalam kulkas hanya ada persediaan tahu-tempe, telur yang berjejer rapi, botol-botol air, dan beberapa sayuran kecil.

"hee? ada tomaat..." aku mengambil palstik berisi 2 buah tomat, "mbok ini boleh aku makan?"

Si mbok melirik. "itu punya mamah.."

"yahh pengen makan ini.." aku mengembalikan tomat itu ke kulkas.

"makan aja mbaaa.." teriak sepupuku yang berumur 4 tahun, "nanti aku yang bilang ke mamah"

Aku melebarkan senyum. "asiiik.."

Aku duduk di depan tivi sambil memegang tomat. Masih agak keras. Dibagian atasnya masih ada warna hijau. Gapapa mungkin, pikirku.

Aku mulai memakannya dari bagian bawah yang sudah berwarna merah. Dingin, manis dan ada rasa kecutnya. "uugh enaaaak..."

Ketika memakan bagian atasnya, aku merasa sedikit aneh. Rasanya berbeda dengan yang pertama kali aku gigit. Mungkin karena warnanya masih agak hijau. Semakin aku kunyah, semakin aneh. Aku lepeh aja apa yak? Tapi akhirnya aku telan karena merasa mubasir.

"loh.." aku memegang kepala. Seketika kepalaku serasa berputar, berat. Rasanya sakit sekali. Tidak hanya itu, tiba-tiba dadaku terasa sesak. Sempit. Untuk bernapas pun rasanya sulit.

"ke-kenapa ini?" aku memegang pinggiran kursi, "masa gara-gara tomat tadi.."

Kemudian aku teringat sesuatu. Aku pernah baca kalau tomat salah satu buah yang memiliki racun.
tomat mengandung atropin dan solanin dari golongan gikoalkoloid, yang terdapat pada tomat muda, rasanya pahit. gejala-gejala yang disebabkan antara lain perdarahan akut disaluran akut, letih, sulit bernapas, menggigil, sakit kepala, kelumpuhan bahkan kematian.
"aku..... keracunan... aku bakal.. mati... ??" pikiranku kemana-mana.

"hei.. kamu kenapa?" kakakku memandangku dengan heran.

"keracunan... tomat"

Tuesday, 12 March 2013


Malam hari,

Di sebuah sekolah A di kota P...
....tut-tet-tot-tet-tot-....
“tuuuut....tuuut....tuuuuut....hallo ?”


Di tempat lain,
“Rudi...telponnya diangkat dong !!!” teriak ibunya dari dapur.

“Iyaa bu...” ujarnya sambil menghampiri telpon.

Diangkatnya gagang telpon, “Hallo ??”

“kresek...kresek...” suara aneh terdengar diseberang.

“Hallo ??? ada orang disana ??” ulangnya.

Hening. Tak ada jawaban dari seberang.

“Haaalloooooo” Rudi mulai jengkel.

Tiba-tiba terdengar sesuatu dari seberang, “Ngg hallo...hallo...benar ini rumahnya Rudi Hatmoko ?” tanyanya.

“Iya benar. Dengan saya sendiri. Maaf siapa disana ?” jawabnya dengan sopan

“Ini saya Pak Santoso, wali kelasmu”

glek. ‘Ada apa nih kok Pak San nelpon malam-malam ?’ batinnya.

“I...iya pak. A...ada apa ?” tanyanya gugup.

“Mengenai tugas makalah biologi, kapan kamu mau mengumpulkan ? Kamu tahu, kalau hari ini adalah terakhir mengumpulkan” ucapnya dengan marah-marah.

“I...iya pak. Saya tahu”

“Kalau sudah tahu kenapa tidak mengumpulkan ?”

“Ma...af pak, tadi saya lupa membawanya ke sekolah” ia membuat alasan.

“Bapak tidak mau tau alasannya. Pokoknya hari ini kamu harus mengumpulkan tugas itu” paksa Pak Santoso, yang terkenal sebagai guru tukang maksa.

“Apa pak ?? sekarang ??” kaget Rudi.

“Iya sekarang”

“Ta...tapi pak, sekarang sudah malam. Masa saya ke rumah bapak malam-malam ??”

“Tidak. Kamu tidak perlu ke rumah, datang ke sekolah saja sekarang. Bapak tunggu sampai jam 9. Kalau tidak, nilai kamu bapak kosongkan”

“Ja...jangan dong pak. Baik pak saya ke sekolah sekarang” kemudian Rudi menutup telpon. Dan bergegas ke sekolah dengan panik.

“Mau kemana malam-malam ?” tanya ibunya yang melihat Rudy mengeluarkan sepedanya.

“Mau ke sekolah bu” jawabnya dengan cemberut.

“Ke sekolah ? kok malam-malam ?”

“Tadi ditelpon Pak San, trus disuruh ke sekolah sekarang. Udah ya bu” ia pamit dan meninggalkan ibunya.


Lalu Rudi dengan sepede bututnya menuju sekolah. ‘Aaah bener-bener merepotkan. Kenapa musti ke sekolah malam-malam gini ?’ rudi ngedumel.

Ia terus mengayuh sepedanya melewati sawah hutan yang mengelilingi sekolahnya. ‘Hmm...kok sepi ya ?’ ia melihat sekitar. Jalan-jalan yang dilewatinya seakan mati tak ada penghuninya. Ia teringat jam telah menunjukkan pukul 20.30 ketika dia keluar dari rumah. ‘Pantas aja sepi, udah malam...’.

Tiba di sekolah, Rudi langsung memarkir sepedanya begitu saja. ‘Alah palig cuma sebentar’ pikirnya.
Ia melangkah masuk ke sekolah. Entah hanya perasaannya atau memang seperti itu, suasana sekolah di malam hari benar-benar terasa aneh. Hawanya menunjukkan suasana ganjil.

‘Sekolah ternyata serem juga kalo malam’ ia merinding.

Friday, 8 March 2013


Siang itu..
Setelah suapan terakhir, aku meletakkan sendok diatas piring bercorak bunga. Melap bibir dengan tissu. Dan mengambil segelas air putih. Aku melihatmu yang masih berusaha menghabiskan makan siangmu.

"pedes banget sambelnya" kamu berkomentar sambil menuang air di gelas. Lalu dengan cepat gelas itu menjadi kosong. Aku tertawa kecil melihat ekspresi wajahmu yang kepedasan.

"nih.." kamu menyerahkan dompet, "bayar deh.."

Aku mengangguk. Mengambil beberapa lembar uang setelah memperkirakan berapa yang harus dibayar. Aku tidak langsung mengembalikan dompetmu. Menggeledah isi dompet seorang cowok.

"kok ga ada fotoku?" tanyaku. Yang kutahu beberapa orang memasang foto pasangannya di dalam dompet.

"lah ngapain. Kan dihape juga ada" kamu mengeluarkan hape dan memperlihatkan wallpaper yang terpajang. Fotoku.

Aku masih tidak menyerah. "kan biasanya pada masang foto ceweknya di dompet.."

Kamu menggaruk kepala, "kurang kerjaan ah.. lagian dihape juga ada fotomu. Sekarang kamu pilih, mau di dompet yang ditaruhnya di belakang trus diduduki, ato di hape yang di depan dan selalu ditangan?"

Aku diam, memasang wajah cemberut. Kamu menjulurkan lidah merasa menang.

"buuuu... curaaang" aku memukul-mukul punggungmu.

Kamu hanya tertawa, "udah sana bayar deh.."

Tuesday, 5 March 2013


Malam itu..

Aku berjalan dari gerbang depan memasuki kos. Kos yang kutempati berbentuk rumah dengan 12 kamar di dalamnya. Aku merogoh saku celana, mengambil kunci. Setiap anak dikos membawa 2 kunci, kunci pintu depan dan kunci kamarnya sendiri.

Dengan menenteng sepatu, aku melewati lorong kamar. Menaruh sepatu dirak depan kamar, lalu membuka pintu. Melihat kasur membuatku segera menghempaskan badan.

'sepi..' aku mulai berbicara sendiri. Menutup wajah dengan bantal. Berharap semua beban dikepala berpindah tempat.

Aku bangkit. Menata kasur agar dapat kupakai tidur. Setelah memakai piyama, aku kembali menghempaskan badan ke kasur. Dan otak mulai melakukan 'scanning' harian. Mengingat-ingat kejadian hari ini dan yang lampau.

Begitu sepinya, terdengar suara gaduh dari langit-langit. Tikus-tikus penghuni langi-langit mulai ribut. Aku menghela napas. 'kalo sepi begini, suara tikusnya keras banget. Aaah coba aja tadi dia ga balik ke kosnya'.

Aku memandang langit-langit. Mencoba memantulkan bayangan diri.

'sepi....'

'tentu saja. inikan liburan'

'aaahh coba tadi dia ga usah balik ke kos'

'kenapa emang?'

'kan aku jadi ada temannya..'

'ga enakkan sendiri?'

'siapa juga yang bilang enak?'

'kamu tau kenapa dia balik ke kos?'

'iyah tau..'

'kenapa coba?'

'hmm kalaupun dia nginep disini, pasti aku tinggalin. soalnya aku nungguin pacar'

'nah itu kamu sendiri tahu jawabannya.. jadi ga usah ngeluh'

'tapi..'

'dia dikamarmu sendirian, nungguin kamu yang lagi pacaran. apa itu tidak jahat?'

'iyah itu terdengar jahaat...'

Kemudian aku terlelap.

Friday, 1 March 2013


"setiap orang punya mimpi.. setiap orang punya cerita.. setiap orang punya cerita untuk mewujudkan mimpinya.."

aku, yang ntah sudah berapa kali membuat blog, akhirnya berpikir 'kenapa tidak jadi blogger saja?'. terdengar mudah memang. hanya duduk didepan komputer, menulis di blog, lalu mendapat upah dari google. mungkin bisa dibilang embel-embelnya 'upah'. tapi yang namanya cari kerja memang untuk mencari upah (mungkin).

di blog yang sebelumnya, sudah pernah aku daftarkan ke AdSense beberapa waktu yang lalu. dan baru sadar kalau itu ditolak. entah karena postingannya yang terlalu lebay atau gimana, yang jelas blog itu sudah diblokir sama google (menurutku). akhirnya mau tidak mau aku harus membuat dari awal. membuat email baru, kemudian menciptakan blog ini. 

agak sulit memang. menentukan alamat blog ini, menentukan tema blog, dan memulai dari awal lagi. alamat blog yang ini pun aku dapat dari ide seseorang. 'kuro shiro yume'. dalam bahasa indonesia 'hitam putih mimpi'. dan akhirnya memusat pada satu tema, 'mimpi'. kalau di blog yang sebelumnya temanya lebih luas (walau lebih mengarah ke bahasan jepang). untuk yang ini benar-benar harus lebih spesifik. harus original. benar-benar hasil tulisan. akhirnya, aku memutuskan untuk menggunakan blog ini sebagai wadah untuk cerpen-cerpen (bahkan terlalu pendek untuk dibilang cerpen) ^^a