Namanya Yume. Dua tahun yang lalu dia pindah ke sekolah ini. Yang membuat dia mencolok diantara para siswa sekolah ini adalah rambut pendeknya yang berwarna putih. Memiliki rambut yang berbeda dari kebanyakan orang menimbulkan beberapa isu. Ada yang beranggapan kalau dia terkena penyakit parah, ada juga yang mengatakan bahwa dia seorang anak yang dikutuk.
-Untitled-
Aku berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya. Ucapan Yume kemarin sore membuatku semalaman terjaga. Aku setengah kamu, juga setengah mereka. Apa maksudnya? Apa dia menggodaku lagi?
Sekolah masih sangat sepi. Ruangan kelas masih terkunci. Beberapa petugas kebersihan menyapu daun-daun kering yang berjatuhan di taman sekolah. Aku tersenyum memberi salam kepada mereka.
Pikiranku masih berusaha mencerna ucapan Yume. Setelah dia menceritakan semua 'rahasia'-nya, aku kira ucapan itu bukan untuk menggodaku. Apa ya maksud ucapannya itu? Kalau dipikir-pikir, namanya berarti mimpi. Maksudnya dia ga nyata begitu?
"Ikkii..."
Aku menoleh mendengar suara teriakan itu. Seseorang berlari kearahku dan menangkapku.
"Yu-Yume?" aku terkejut ketika tiba-tiba dia memelukku.
"ehehe.." seperti biasa dia hanya tersenyum-senyum.
"tumben datang pagi?" aku memulai pembicaraan.
"itu harusnya pertanyaanku. Ikki sukanya berangkat siang kan?"
"oh iya hahaha. Aku semalam ga bisa tidur" kulihat raut wajahnya bertanya-tanya, "gara-gara ucapanmu kemarin"
"yang mana?" dia mengingat-ingat, "ah yang itu.. ya ampun, ga usah terlalu dipikir"
Kami duduk di luar kelas. Petugas yang membawa kunci ruang kelas belum datang. Selama menunggu kelas dibuka, kami hanya membicarakan tentang sekolah dan ekstrakulikuler. Rasanya menjadi semakin akrab dengannya. Padahal sebelumnya, jarang sekali aku menyapanya meski dia duduk di belakang bangkuku.
"oh iya, ikki ambil ekskul apa?"
"paduan suara. Dulu aktif disitu, tapi karena udah tingkat akhir, jadi ga aktif lagi"
"ya mau gimana lagi, tingkat akhir seperti kita konsennya ke pelajaran"
"iya sih, hanya saja kadang kangen datang ke ruangan paduan suara"
"tinggal datang saja bolehkan? di klubku boleh-boleh saja kok datang ke ruangan"
"enggak boleh ama guru vokalnya. Anak tingkat akhir ga boleh datang. Nyebelin banget kan?" aku merasa geregetan kalau mengingat guru vokal mengusir anak tingkat akhir yang datang ke ruang paduan suara, "loh Yume ikut ekskul apa?"
"kesenian. Asik loh.."
"wah.. Yume jago nggambar?"
"di klub kesenian ga cuma jago menggambar. Ada yang pahat juga. Semua diajari, jadi anggotanya bisa semua. Aku lebih tertarik ke lukisan"
"aku mau lihat lukisanmu" aku memasang wajah memohon.
"kalau ga salah di ruang klub ada. Kita kesana pas jam istirahat atau jam pulang ya.."
Aku mengangguk senang.