"pengeen makan mie..." rengekku ke kakak laki-lakiku.

Kakak laki-lakiku menarik pipiku, "tadi ga bilang. Padahal aku baru aja keluar"

"lah kamu ga bilang kalo mau keluar" aku cemberut, "lapaaar..."

"yaudah nih uang, kamu beli sendiri" kakak laki-lakiku memberiku selembar uang 5000-an dan 2 buah uang 500-an.


Akhirnya aku ke indomaret dengan berbekal uang 6000 rupiah. Beli popmie dan 2 bungkus mie instan goreng. Kemudian jalan dengan santai ke kasir. Karena aku tahu belanjaan ini tidak sampai 6000 rupiah.

"semuanya 6100 rupiah mba" penjaga kasir membacakan nominal yang ada dikomputer.

"eh? HEE?" aku yang sudah mengeluarkan uang 6000 hanya bisa terkejut.

Penjaga kasir kaget mendengarku sedikit berteriak.

"ku-kurang 100 embaa" aku memasang wajah bingung, "yang ini ga usah aja deh"

Kemudian datang seorang penjaga kasir lain. Dia memasukkan semua belanjaanku ke kantong plastik. "udah gapapa mbaa" dia menyerahkan belanjaanku.

"ma-makasih..." aku sedikit membungkuk.


"oongeeekk..." ejek kakak laki-lakiku.

Aku hanya manyun. "harusnya tuh ga sampe 6000 tau harganya. Ini popmie, dilabel harganya tuh 2900, nah mie yang ini satunya tuh 1450 dilabel. Tapi begitu dikasir tuh harganya jadi 1550 cobaa"

"trus struknya mana?" tanya kakak laki-lakiku.

Aku menggeleng, "ga dikasih..."

"woo dasar ongek.. makanya diliat yang benar tuh label harganya..." lagi-lagi kakak laki-lakiku mengejek, "yaudah sana, itu popmienya dibuat. Katanya lapar"